Ini Alasan Harga Sayur di Hipermarket Lebih Murah daripada Pasar Tradisional


Harga sayur mayur di pasar tradisional lebih mahal dibandingkan di pasar moderen seperti hipermarket. Perbedaan harga antara pasar moderen dan pasar tradisional sangat tajam.

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, penyebab lebih tingginya harga sayur di pasar tradisional disebabkan oleh beberapa hal. Ia menuturkan rantai distribusi penyaluran sayur dari petani hingga ke pedagang-pedagang pasar tradisional cukup memakan proses.

Sebelum dipasok ke pedagang pasar, sayur mayur dari petani dikirim melalui distributor, supplier sayur besar, supplier sayur kecil lalu ke pasar induk. Hal tersebut yang menyebabkan biaya semakin mahal.

"Sedangkan pasar modern itu dia punya kebun sendiri. Misalnya, ada beberapa pasar moderen yang dia menanam di puncak. Hero misalnya, atau dia impor sendiri," ungkap Ngadiran ketika dihubungi detikFinance, Rabu (3/4/2013).

Ngadiran mengatakan, perbedaan harga tersebut tak hanya berlaku untuk sayur lokal saja namun juga untuk sayur yang diimpor. Menurutnya, perbedaan harga terjadi karena sayur mayur termasuk komoditas primer yang memiliki risiko kesegaran dan kesehatannya.

"Contoh kol. Kalau di pasar induk itu Rp 1.800/Kg, di petani mungkin aja itu Rp 1.200/Kg atau Rp 1.100/Kg. Bukan karena ongkos tapi karena risiko kerusakan sayur itu sangat tinggi. Sehingga di dalam sayur ini jarang yang mau ngambil untung 5%, karena risiko rusaknya tinggi. Jadi ada yang 8%, 10% bahkan ada yang lebih dari 10%. Buah juga hampir sama, ada risiko busuk dan segala macam," kata Ngadiran.

"Sedangkan di pasar moderen dia punya cold storage, freezer, masuk di situ nggak pakai rusak. Dengan begitu dia jual aman," tambahnya.

Selain itu, lanjut Ngadiran, pedagang pasar tak bisa mendapatkan barang jualannya dengan cara berhutang ke pedagang di pasar induk. Hal ini berlawanan dengan sistem pembayaran yang terjadi di pasar moderen atau swalayan, jika swalayan tersebut tidak memiliki kebun sendiri.

"Sedangkan pedagang pasar itu setiap hari belanja. Belanja ke induk itu tidak akan bisa dapat barang kalau tidak ada duit tunai. Paling cek, hari ini ditulis besok pagi dicairkan. Misalnya," kata dia.

"Kalau pasar moderen dia bayar yang 2 minggu itu sangat jarang. Dia bisa bayar 1-3 bulan," katanya.
(zul/hen) 

Sumber : http://finance.detik.com/read/2013/04/03/115738/2210264/4/

Post a Comment

أحدث أقدم